Oleh: Umi Rizkyi Anggota Komunitas Setajam Pena
Sesaat setelah tawa itu
Terselip goresan luka yang mendalam
Menyayat hati yang membiru
Menerjang batin yang kelam
Terluka, retah bahkan patah
Begitulah hati yang rapuh
Langkah berjalan tak tentu arah
Serasa kaki tak mampu melangkah bak lumpuh
Hati yang mulai membiru
Pahit terasa dalam batin
Tiada yang mengobati, tetap terluka dan pilu
Hingga raga serasa dipaksain
Hanya satu tempat bersimpuh
Hanya satu tempat mengeluh
Hanya satu langkah yang menjaga dan melindungi
Dia-lah Illahi Robbi
Ruku’ sujudku haturkan pada-Mu
Segala mohon dan pintaku hanya untuk-Mu
Hanya berusaha patuh dan taat
Semoga langkah tak mekanggar syariat
Izin kritik. Kak itu kata paksain di paragraf ke-3 harusnya paksakan. Karena buat puisi tidak pantas pakai kata paksain. 😊 mkasihh
SukaSuka